Museum Bahari



Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Museum Bahari yang ada di Indonesia hanya ada 3, yakni Museum Bahari Jakarta, Museum Bahari Yogyakarta, dan Museum Kapal Samudra Raksa Borobudur.


1. Museum Bahari Jakarta

A. Sejarah

Terletak di Jalan Pasar Ikan No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara dan berada di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa yang banyak menyimpan situs bangunan bersejarah seperti Tembok Kota (city wall), Kubu Pertahanan (bastion), Gudang (werehouse), Galangan Kapal (ship yard), Benteng Batavia (casteel batavia), Pasar Ikan, Pasar Heksagon, Masjid Kramat Luar Batang dan lainnya yang saat ini merupakan salah satu dari 12 jalur destinasi wisata pesisir Walikota administrasi Jakarta utara.






Sejak tahun 1652-1759 bangunan ini digunakan sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah dan hasil bumi, seperti kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil oleh Kongsi Dagang Belanda (VOC). Beberapa gudang tambahan dibangun pada akhir abad ke-17 untuk menciptakan lebih banyak ruang. Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai juga sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan itu digunakan sebagai gudang untuk PLN dan PTT.

Akhirnya kompleks bangunan yang disebut Gudang Barat (Westzijdsch Pakhueizen) ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1976. Gudang Barat terdiri dari 4 unit bangunan, dan 3 unit di antaranya difungsikan sebagai Museum. Tahun 1976 itu juga bangunan cagar budaya ini dipugar kembali dan dinyatakan sebagai kekayaan budaya. Kemudian pada tanggal 7 Juli 1977 bangunan ini diresmikan sebagai Museum Bahari yang menampilkan perjalanan panjang sejarah maritim Indonesia.



B. Koleksi



Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut di masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.

Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara. Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.



C. Jam Operasional

Dibuka setiap hari: Selasa-Minggu jam 09.00-15.00 WIB, dan hari libur sekolah museum akan tetap buka. Museum tutup setiap hari Senin & pada hari-hari libur besar (tanggal merah).

D. Fasilitas

Fasilitas Parkir
±10 mobil di halaman Menara Syahbandar yang terletak sekitar 50 meter dari Museum Bahari. Di depan Museum bahari hanya tersedia tempat parkir untuk 2 bus besar. Disediakan pula anjing penuntun dan kursi roda.

E.Pembuatan Film

Mengambil foto dengan lampu blitz dan perekaman video diperbolehkan untuk keperluan pribadi saja. Menggunakan tumpuan tripod tidak diijinkan, dan dibolehkan hanya untuk peralatan genggam saja.

F. Pembagian Ruang di Museum

Secara tematik, tata pamer koleksi dan informasi terbagi ke dalam sejumlah pembagian ruang, yaitu:

  • Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia. Koleksi yang dipamerkan: miniatur kapal dan peralatan kenelayanan.
  • Ruang Teknologi Menangkap Ikan. Koleksi yang dipamerkan: pancing, bubu, dan jaring.
  • Ruang Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional. Koleksi yang dipamerkan: teknologi dan sentra pembuatan kapal.
  • Ruang Biota Laut. Koleksi yang dipamerkan: aneka jenis ikan, kerang, tumbuhan laut, dan dugong.
  • Ruang Pelabuhan Jakarta 1800-2000 (Pusat Perdagangan Dunia). Koleksi yang dipamerkan: artefak-artefak yang berhubungan dengan kesejarahan pelabuhan di Jakarta pada rentang tersebut, termasuk meriam, keramik, dan benteng.
  • Ruang Navigasi. Koleksi yang dipamerkan: kompas, teleskop, dan sejumlah alat bantu navigasi.
  • Pelayaran Kapal Uap Indonesia-Eropa. Koleksi yang dipamerkan: foto-foto dokumentasi mengenai pelayaran kapal uap pertama dari Eropa ke Asia. g. Layanan Masyarakat 
  • Ada kemungkinan Museum Bahari dikunjungi oleh tamu dalam kelompok besar. Auditoriumnya dengan berbagai fungsi dapat menampung khalayak sekitar 150 tamu. Karena itu pihak museum menawarkan beberapa layanan tambahan seperti acara perkawinan, ruang konferensi, dan pengambilan film profesional di museum.

h. Harga Tiket
No.
Kategori Tiket
Harga Tiket
1. Dewasa Rp. 5000,- 
2. Mahasiswa Rp. 3000,- 
3. Pelajar Rp. 2000,- 

2. Museum Bahari Yogyakarta



A. Riwayat Singkat

Museum Bahari Yogyakarta diresmikan pada bulan April 2009 oleh Kasum TNI Laksamana Madya Y. Didik Heru Purnomo. Peresmian museum ini ditandai dengan pengguntingan bunga dan penandatanganan prasasti oleh ketua yayasan Tri Sekar Lestari, Ny. Endang Didik Heru Purnomo. Pendirian museum bahari di kota budaya ini berlatar belakang rasa cinta Laksdya Didik Heru Purnomo kepada Angkatan Laut khususnya dan dunia maritim pada umumnya.Kecintaan laksamana bintang tiga itu terhadap TNI Angkatan Laut kemudian diwujudkan dengan mendirikan sebuah museum di rumah pribadi keluarganya di DI Yogyakarta.

Museum ini didirikan dengan maksud untuk membuka wawasan dan pengetahuan tentang dunia kemaritiman dalam arti yang seluas-luasnya bagi bangsa Indonesia khususnya generasi muda. Dengan mengenal kemaritiman secara lebih dekat, diharapkan generasi muda sebagai harapan bangsa lebih mencintai laut dan memberdayakan sumber daya kelautan.




B. Spesifikasi Teknis

Museum Bahari memiliki empat ruang utama, yaitu ruang koleksi dan souvenir, ruang koleksi yang terdapat di lantai dua, ruang anjungan terakhir ruangan audio visual yang dilengkapi dengan peralatan audio viual untuk pemutaran film yang berkaitan dengan kelautan.
Museum Bahari Yogyakarta memiliki koleksi antara lain senjata mariam, bom laut, torpedo, ranjau laut, Radar, sonar, kompas magnet, GPS, liferaft, teropong, sextan, kemudi kapal, miniatur berbagai jenis kapal perang, pesawat terbang, kelengkapan TNI, radio komunikasi, dan lain sebagainya. Di dalam museum juga dilengkapi dengan peralatan audio visual untuk pemutaran film yang berkaitan dengan laut. Museum dibuka untuk umum terutama bagi anak-anak sekolah setiap hari, yakni Senin hingga Jumat pukul 08.00-16.00 WIB. Museum ini di Jalan RE Martadinata (Wirobrajan) No 69, Yogyakarta.

C. Harga Tiket

Dewasa: Rp 1000,-


3. Museum Kapal Samudra Raksa



Museum Kapal Samudraraksa terletak di dalam zona penyangga II areal Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pembangunan museum ini ditujukan untuk mengingatkan kembali akan kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang berhasil mengarungi Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono ini terdiri dari tiga bangunan.


A.Sejarah Kapal Samudraraksa

Sejarah Kapal Samuderaraksa berawal ketika Phillipe Beale (mantan Angkatan Laut Inggris), berkunjung ke Candi Borobudur pada tanggal 8 November 1982. Saat berada di Borobudur, ia melihat relief sebuah kapal yang dipahatkan pada salah satu dindingnya. Keindahan relief kapal tersebut menjadikannya tertarik untuk membuat kapal serupa, sekaligus untuk melakukan ekspedisi seperti yang dilakukan oleh para pelaut Indonesia pada abad ke-8. Namun, 20 tahun kemudian cita-citanya itu baru terwujud, setelah pada bulan September 2002 ia menghubungi Nick Burningham (ahli arkeologi maritim berkebangsaan Australia), untuk merancang sebuah kapal seperti yang dilihatnya pada relief di Candi Borobudur. Setelah berhasil merancang kapal, pada 19 Januari 2003 mereka kemudian menghubungi As’ad Abdullah (69 tahun) yang bertempat tinggal di Pulau Pagerungan Kecil, Kabupaten Sumenep, Madura, untuk membuat perahu rancangan mereka. Oleh As’ad Abdullah dan sejumlah arsitek asing, kapal dibuat dengan menggunakan teknologi tradisional dan seluruh bahan bakunya dari kayu. Kemudian tanggal 25 mei 2003 kapal diluncurkan untuk pertama kalinya ke laut.

Rute Ekspedisi Kapal

Setelah berlayar menyelusuri Jalur Kayu Manis, kapal Samudra Raksa kemudian dibongkar dan dibawa pulang ke Indonesia. Sesampai di Indonesia, bongkahan-bongkahan kapal Samudraraksa itu dibawa ke Borobudur dan dirakit kembali untuk selanjutnya dimuseumkan, sebagai tanda akan kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang berhasil mengarungi Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika.

B. Pembagian Ruang

Bangunan pertama merupakan tempat informasi, display foto, poster, relief, serta pemutaran film. Bangunan kedua yang berbentuk rumah joglo merupakan tempat kapal Samudraraksa dipajang. Selain kapal, di bangunan kedua ini disimpan barang-barang yang dipergunakan oleh para awak kapalnya sewaktu berlayar mengarungi samudera, seperti: peralatan memasak, peralatan rumah tangga sehari-hari, buku, kaset, cd, vcd, dan obat-obatan. Sedangkan bangunan ketiga berfungsi sebagai kantor dan tempat penjualan suvenir.


C. Jam Operasional

Jam buka:
Senin - Minggu, pk 06.00 - 17.00 WIB

D. Harga Tiket

Tiket masuk Candi Borobudur Rp 15.000
Untuk masuk ke Museum Kapal Samudraraksa tidak lagi dipungut bayaran, sedangkan tarif Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) dikenakan jika pengunjung berminat masuk kedalam kapal.

Tags:

1 comments